Seorang mahasiswa umumnya
identik dengan sesuatu yang ilmiah, berpikir secara logikal dan kritis dalam
menanggapi suatu hal, tidak peduli apakah itu berhubungan dengan akademis
maupun lingkungan sosial sekitar. Bahkan sesuatu yang anarkis pun menjadi salah
satu background mahasiswa di
akhir-akhir ini. Mahasiswa yang selalu mengadakan demo tanpa batas, tawuran
antar mahasiswa yang hanya disebabkan hal-hal yang kecil yang tidak seharusnya
menjadi sebuah permasalahan besar. Itulah mahasiswa di era yang maju ini.
kekritisan dalam
berargumen sangatlah besar dalam menanggapi dunia ini. Bahkan dalam menghadapi
sebuah masalah , mereka mengandalkan pemikiran logikalnya saja untuk
menyelesaikannya. Berlari ke sebuah tegukan minuman keras untuk melupakan
masalah yang dihadapinya, tanpa melihat kebelakang yang sebenarnya ada sosok Sang
Maha Kuasa yang memberikan rahmat dan hikmah di balik itu semua. Mereka selalu
menganggap bahwa Tuhan tidak bersama kita, tidak percaya bahwa doa kita
didengar dan dikabulkan oleh Tuhan yang Maha Esa. Bahkan mereka merasa bahwa
mereka telah jauh dari Tuhan.
Kesuksesan dan
keberhasilan di tangan Allah SWT dan hanya orang-orang yang mau berusaha yang
akan mendapat rahmat teriring kesuksesan dan keberhasilan itu. “Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang
Maha-Siswa” sebuah karya sederhana dari seorang dosen STAIN SALATIGA yaitu Ahmad
Sulthoni, telah berhasil membius dan membawaku dalam dunia yang luar biasa.
Buku yang di terbitkan oleh STAIN SALATIGA PRESS yang bekerja sama dengan JP
BOOKS, menunjukkan besarnya kekuatan yang terkandumg di dalamnya kepada seluruh
mahasiswa khususnya mahasiswa Stain salatiga termasuk saya pribadi. Intisari
yang begitu dalam mengartikan arti kehidupan, kehidupan yang hanya sebuah
permainan yang mengikuti alur cerita dari sutradara semesta tanpa adanya protes
kepada-NYA.
Memberi bingkai yang
kokoh dan kuat dalam iman mahasiswa
adalah target utama diterbitkannya buku ini, sehingga nantinya mahasiswa tidak
hanya bertitlekan sarjana tetapi juga
terdapat di dalamnya cahaya iman yang menerangi hidupnya. Meski studi kasus
dalam buku ini diambil dari komunitas mahasiswa namun dari subtansi masalahnya,
pembaca lain juga dapatt memanfaatkannya
sebagai tambahan wawasan. Buku tersebut juga dapat memberikan bekal
kemampuan aplikatif bagi mahasiswa terutama dalam mensikapi “Skenario
kehidupan” dari Dzat yang Maha Kreatif.
Itulah sebabnya mengapa
buku ini begitu berarti dan menjiwa di benak saya. Buku yang memberikan warna
tasawuf bagi mahasiswa ini membuat diriku mengerti apa di balik kehidupan
nyata. Aku yang dahulumya seorang mahasiswa dalam tataran life skill yang dikembangkan sebagai kompetensi, tapi kini
tersentuhnya aku dengan karya Ahmad Sulthoni membuat aku sejalan berbingkai ma’rifatulloh, yang terpadu dengan
fakultas pikir dan dzikir untuk melahirkan amal shaleh. Perilaku suci teriring
dengan berserah diri dalam mencapai sebuah hasil, tersorot dalam buku ini
dengan titik-titik hikmah illahiyah
dari ajaran tasawuf.
Buku yang sebelumnya ku
anggap sepele dengan cover yang tak
menarik, telah menunjukanku jiwa optimis yang takkan pernah habis. Bahkan
faktanya, telah menjadi dunia nyata dengan suggesti yang ada di dalamnya.
Banyak di kalangan mahasiswa yang dapat mewujudkan sebuah harapan yang
sebelumnya dianggap sesuatu yang mustahil untuk terwujudkan.
Contoh-contoh kongkret
dalam permasalahan mahasiswa yang timbul, telah terpecahkan oleh buku ini.
Kadang mahasiswa yang hanya terpaku dalam bidangnya telah membuat dirinya
tertuju selalu dengan profesi akhirnya nanti, profesi yang sesuai dengan bidang
yang digelutinya. Seperti aku sendiri, aku yang kini terjun di bidang Tarbiyah
Bahasa Inggris (TBI), terpaku dengan profesi bahwa nantinya aku juga akan
menjadi guru atau dosen berbasis bahasa inggris. Tapi buku ini telah menjawab
problem tersebut, menunjukanku bahwa masih banyak profesi yang bisa diraih
dengan bidang tersebut. Masih banyak hal yang bisa menerimaku dengan berbekal
jurusan dan program studiku, sehingga keputus asa-an tidak akan tampak dalam
benak mahasiswa.
Selain itu, buku ini juga
mengajarkanku tentang sebuah keikhlasan untuk saling memberi, seberapa besarkah
aku dalam bersedekah hingga mengetahui arti hidupku. Hidupku yang berlangsung
dengan transaksi “Memberi dan Menerima” terhadap alam. Karena hidup adalah
energi dan yang selalu dituntut untuk berjalan, manusia memberikan sesuatu
kepada alam dan alam akan berbalik memberikan ganjaran kepada kita.
Satu hal yang begitu ku
ingat tentang buku ini, yang tak seperti biasa untuk mendapatkan sebuah buku
pastinya “Ada Uang, Ada Barang”, tapi berbeda saat ku dapatkan buku ajaib ini
yang ku dapatkan dari penulis langsung dengan berkata “Silahkan ambil buku ini,
nanti uangnya menunggu kiriman dari Allah SWT”. Dari perkataan itu sungguh luar
biasa bukan? Bukan bermadsud agar bukunya laris banyak, tapi berawal dari semua
itu memberikan sebuah pelajaran bahwa segala sesuatu itu datang dari Allah dan
kita sebagai hamba yang tak berdaya mencoba pasrah diri dengan memohon, berdoa
dan berusaha.
Memperbaiki kualitas
akhlak dan ibadah kita adalah sesuatu yang harus dilakukan dan dicapai seorang
mahasiswa. Mahasiswa juga tercipta oleh Sang Maha Kuasa, mustahil mahasiswa
hanya berlogika semata dalam berkarya. Teriringkan rahmat adalah modal dalam
memperoleh sebuah kesuksesan yang tak terlupakan dalam diri mahasiswa. Buku ini
menjadi saranaku untuk mengenal lebih dekat Sang Maha Segalanya.
Itulah sekelumit
kandungan buku yang ditulis oleh Ahmad Sulthoni “Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa” yang memberikan
inspirasi, motivasi dan inovasi baru untuk melalui hidup ini. Teriring dengan
rasa berserah diri kepada sang maha kuasa, yang nantinya akan memberikan hasil
yang luar biasa yang tanpa terkira sebelumnya. Buku ini juga memberikan banyak
solusi untuk semua permasalahan seorang mahasiswa seperti memahami Allah, dunia
(harta), taqdir jodoh, rumus mendapatkan pekerjaan dan penghasilan dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan mahasiswa. Buku yang
berbasiskan tasawuf ini menjadikan media dalam sebuah ajaran yang memberikan
banyak mutiara keimanan untuk menggerakkan jiwa-jiwa para calon penerus bangsa,
seperti saya. Amin
Tentang buku :
Nama buku : Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa
Penulis : Ahmad Sulthoni
Penerbit : STAIN SALATIGA PRESS bekerja sama dengan JP
BOOKS
Tebal : xii + 272
Cetakan : Pertama November 2007
Pencetak : PT. Temprina Media
Grafika, Surabay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar