Kamis, 13 September 2012

Aku dan Buku “Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa”




Seorang mahasiswa umumnya identik dengan sesuatu yang ilmiah, berpikir secara logikal dan kritis dalam menanggapi suatu hal, tidak peduli apakah itu berhubungan dengan akademis maupun lingkungan sosial sekitar. Bahkan sesuatu yang anarkis pun menjadi salah satu background mahasiswa di akhir-akhir ini. Mahasiswa yang selalu mengadakan demo tanpa batas, tawuran antar mahasiswa yang hanya disebabkan hal-hal yang kecil yang tidak seharusnya menjadi sebuah permasalahan besar. Itulah mahasiswa di era yang maju ini.
kekritisan dalam berargumen sangatlah besar dalam menanggapi dunia ini. Bahkan dalam menghadapi sebuah masalah , mereka mengandalkan pemikiran logikalnya saja untuk menyelesaikannya. Berlari ke sebuah tegukan minuman keras untuk melupakan masalah yang dihadapinya, tanpa melihat kebelakang yang sebenarnya ada sosok Sang Maha Kuasa yang memberikan rahmat dan hikmah di balik itu semua. Mereka selalu menganggap bahwa Tuhan tidak bersama kita, tidak percaya bahwa doa kita didengar dan dikabulkan oleh Tuhan yang Maha Esa. Bahkan mereka merasa bahwa mereka telah jauh dari Tuhan.
Kesuksesan dan keberhasilan di tangan Allah SWT dan hanya orang-orang yang mau berusaha yang akan mendapat rahmat teriring kesuksesan dan keberhasilan itu. “Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa” sebuah karya sederhana dari seorang dosen STAIN SALATIGA yaitu Ahmad Sulthoni, telah berhasil membius dan membawaku dalam dunia yang luar biasa. Buku yang di terbitkan oleh STAIN SALATIGA PRESS yang bekerja sama dengan JP BOOKS, menunjukkan besarnya kekuatan yang terkandumg di dalamnya kepada seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa Stain salatiga termasuk saya pribadi. Intisari yang begitu dalam mengartikan arti kehidupan, kehidupan yang hanya sebuah permainan yang mengikuti alur cerita dari sutradara semesta tanpa adanya protes kepada-NYA.
Memberi bingkai yang kokoh dan kuat dalam iman  mahasiswa adalah target utama diterbitkannya buku ini, sehingga nantinya mahasiswa tidak hanya bertitlekan sarjana tetapi juga terdapat di dalamnya cahaya iman yang menerangi hidupnya. Meski studi kasus dalam buku ini diambil dari komunitas mahasiswa namun dari subtansi masalahnya, pembaca lain juga dapatt memanfaatkannya  sebagai tambahan wawasan. Buku tersebut juga dapat memberikan bekal kemampuan aplikatif bagi mahasiswa terutama dalam mensikapi “Skenario kehidupan” dari Dzat yang Maha Kreatif.
Itulah sebabnya mengapa buku ini begitu berarti dan menjiwa di benak saya. Buku yang memberikan warna tasawuf bagi mahasiswa ini membuat diriku mengerti apa di balik kehidupan nyata. Aku yang dahulumya seorang mahasiswa dalam tataran life skill yang dikembangkan sebagai kompetensi, tapi kini tersentuhnya aku dengan karya Ahmad Sulthoni membuat aku sejalan berbingkai ma’rifatulloh, yang terpadu dengan fakultas pikir dan dzikir untuk melahirkan amal shaleh. Perilaku suci teriring dengan berserah diri dalam mencapai sebuah hasil, tersorot dalam buku ini dengan titik-titik hikmah illahiyah dari ajaran tasawuf.
Buku yang sebelumnya ku anggap sepele dengan cover yang tak menarik, telah menunjukanku jiwa optimis yang takkan pernah habis. Bahkan faktanya, telah menjadi dunia nyata dengan suggesti yang ada di dalamnya. Banyak di kalangan mahasiswa yang dapat mewujudkan sebuah harapan yang sebelumnya dianggap sesuatu yang mustahil untuk terwujudkan.
Contoh-contoh kongkret dalam permasalahan mahasiswa yang timbul, telah terpecahkan oleh buku ini. Kadang mahasiswa yang hanya terpaku dalam bidangnya telah membuat dirinya tertuju selalu dengan profesi akhirnya nanti, profesi yang sesuai dengan bidang yang digelutinya. Seperti aku sendiri, aku yang kini terjun di bidang Tarbiyah Bahasa Inggris (TBI), terpaku dengan profesi bahwa nantinya aku juga akan menjadi guru atau dosen berbasis bahasa inggris. Tapi buku ini telah menjawab problem tersebut, menunjukanku bahwa masih banyak profesi yang bisa diraih dengan bidang tersebut. Masih banyak hal yang bisa menerimaku dengan berbekal jurusan dan program studiku, sehingga keputus asa-an tidak akan tampak dalam benak mahasiswa.
Selain itu, buku ini juga mengajarkanku tentang sebuah keikhlasan untuk saling memberi, seberapa besarkah aku dalam bersedekah hingga mengetahui arti hidupku. Hidupku yang berlangsung dengan transaksi “Memberi dan Menerima” terhadap alam. Karena hidup adalah energi dan yang selalu dituntut untuk berjalan, manusia memberikan sesuatu kepada alam dan alam akan berbalik memberikan ganjaran kepada kita.
Satu hal yang begitu ku ingat tentang buku ini, yang tak seperti biasa untuk mendapatkan sebuah buku pastinya “Ada Uang, Ada Barang”, tapi berbeda saat ku dapatkan buku ajaib ini yang ku dapatkan dari penulis langsung dengan berkata “Silahkan ambil buku ini, nanti uangnya menunggu kiriman dari Allah SWT”. Dari perkataan itu sungguh luar biasa bukan? Bukan bermadsud agar bukunya laris banyak, tapi berawal dari semua itu memberikan sebuah pelajaran bahwa segala sesuatu itu datang dari Allah dan kita sebagai hamba yang tak berdaya mencoba pasrah diri dengan memohon, berdoa dan berusaha.
Memperbaiki kualitas akhlak dan ibadah kita adalah sesuatu yang harus dilakukan dan dicapai seorang mahasiswa. Mahasiswa juga tercipta oleh Sang Maha Kuasa, mustahil mahasiswa hanya berlogika semata dalam berkarya. Teriringkan rahmat adalah modal dalam memperoleh sebuah kesuksesan yang tak terlupakan dalam diri mahasiswa. Buku ini menjadi saranaku untuk mengenal lebih dekat Sang Maha Segalanya.
Itulah sekelumit kandungan buku yang ditulis oleh Ahmad Sulthoni “Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa” yang memberikan inspirasi, motivasi dan inovasi baru untuk melalui hidup ini. Teriring dengan rasa berserah diri kepada sang maha kuasa, yang nantinya akan memberikan hasil yang luar biasa yang tanpa terkira sebelumnya. Buku ini juga memberikan banyak solusi untuk semua permasalahan seorang mahasiswa seperti memahami Allah, dunia (harta), taqdir jodoh, rumus mendapatkan pekerjaan dan penghasilan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan mahasiswa. Buku yang berbasiskan tasawuf ini menjadikan media dalam sebuah ajaran yang memberikan banyak mutiara keimanan untuk menggerakkan jiwa-jiwa para calon penerus bangsa, seperti saya. Amin
Tentang buku  :
Nama buku                  : Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Maha-Siswa
Penulis                                     : Ahmad Sulthoni
Penerbit                       : STAIN SALATIGA PRESS bekerja sama dengan JP BOOKS
Tebal                           : xii + 272
Cetakan                       : Pertama November 2007
Pencetak                      : PT. Temprina Media Grafika, Surabay

Tidak ada komentar:

Posting Komentar