Oleh : Prabowo Putro Awaludin
Berbicara mengenai ranah politik
dan pendidikan memanglah keduanya sesuatu yang tak sejalan bila disandingkan
secara langsung dan seolahpun banyak masyarakat belum mengerti khususnya
mengenai politik. Akan tetapi terhadap sesuatu yang berbau politik perlu
dipahami sebenarnya politik dapat dilihat dari dua sisi, yaitu ; Sisi positif
dan Negatif. Dari sisi positif dalam arti, bahwasanya seorang politisi atau
pelaku politik itu sendiri selain memberi fasilitas atau membantu (memperhatikan)
untuk orang lain akan tetapi juga tidak mengambil keuntungan untuk dirinya
sendiri. Sebaliknya dari definisi politik yang mengandung makna negatif yaitu
ketika seorang politik juga mengambil keuntungan hanya untuk dirinya sendiri,
bahkan melebihi apa yang seharusnya diberikan kepada orang lain (Masyarakat).
Ketika ranah politik dihadapkan
dengan lingkup pendidikan (Politik Pendidikan), kita harus bisa membedakan
antara keduanya, karena didalamnya bukan merupakan satu paket. Politik yang secara
harfiah dapat diartikan kekuatan. Ada
yang mengatakan bahwa politik adalah suatu cara atau syarat yang harus ditempuh
untuk mendapatkan sesuatu yang ingin digapainya. Tetapi juga ada pula yang
mengatakan bahwa politik adalah wadah atau sarana untuk menggapai keinginan, terlebih jika ditinjau dari istilah “Nahi” dan
“Mungkar” tergantung si politisi memaknainya. Politik bila dikatakan sesuatu
yang negatif di era sekarang dapat diibaratkan seperti Serigala yang memakan
daging yang seharusnya dimakan bersama ribuan Serigala lainnya, dalam artian
hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa adanya sentuhan terhadap orang lain.
Dirinya hanya mengandalkan keegoisannya dan mengedepankan keinginan pribadinya.
Akan tetapi disisi lain (positif), politik dapat menjadi sesuatu atau wadah
untuk menggapai hal yang baik, tergantung pada niat, tujuan dan sifat pelaku
tersebut.
Disisi lain bila politik dihadapkan
dengan pendidikan, seseorang harus paham apa itu pendidikan yang sebenarnya.
Pendidikan yang seharusnya mempunyai prinsip utama yaitu memberikan input
sesuatu hal yang baik dan mendidik. Dan apakah pendidikan dapat memberikan input yang baik terhadap politik. Karena
Pendidikan yang di dalamnya terdapat sesuatu yang baik yaitu seorang pendidik.
Secara umum kita dapat mengetahui bahwasanya pendidik adalah hal positif dan
memberikan manfaat terhadap orang lain. Maka berbeda halnya dengan politik jika
politik (definisi diatas) dapat dilihat dari dua sisi (Negatif dan Positif)
akan tetapi pendidikan adalah sesuatu hal yang memang positif dan baik.
Nah, setelah kita tahu apa itu
politik dan pendidikan, kedepannya perlu kita pahami apakah ”pendidikan yang
akan merubah politik” atau “politik yang akan merubah pendidikan”. Tentunya
juga harus kita pahami apakah ini merupakan kekuasaan yang otonomi dan
tersendiri (kekuasaan yang seluas –luasnya) atau bukan. Tetapi pada
kenyataannya yang ada di Negara kita adalah merupakan politik pendidikan.
Mengapa demikian?
Bisa kita cermati, jelas
bahwasannya dalam lingkup pendidikan tak luput dari benih – benih politik.
Produk – produk yang berasal dari
politik yang jauh lebih mudah diterima masyarakat dibanding produk yang multi
ilmu. Idealnya pendidikan adalah untuk mewarnai sesuatu hal yang baik sehingga
akan muncul seorang pemuda muslim sarjana, dosen maupun pendidik lainnya yang
akan mengendalikan politik kedalam hal positif. Seorang pendidik (guru/dosen)
yang sudah mengenakan almamater sekolah atau bertitle-kan sarjana yang akan mengubah warna politik dalam negeri
ini. Sekarang pertanyaannya apakah seorang pendidik atau seseorang yang sudah
bertitle-kan sarjana, S.Pd, S.Ag
ataupun M. Ag sekalipun akan dapat mengajarkan dalam sesuatu hal yang baik?
Disitulah hal yang dapat kita
sebut sebagai tantangan bagi bangsa kita, mengasah mental bahwasanya kita dalam
mencari ilmu tidak hanya untuk luarnya saja, tetapi juga sesuatu yang dalam.
Sehingga seorang pendidik akan paham bahwasanya dengan pendidikan akan mengubah
segala sesuatunya menjadi hal postif dan lebih dekat dengan Sang Maha Kuasa.
Inilah yang memang dibutuhkan di Negara kita. Jadi jangan sampai politik yang
akan merubah pendidikan (Negara akan hancur bila ini terjadi) akan tetapi
pendidikan yang harus merubah politik menjadi sesuatu hal yang baik dan
positif. Karena di dalam pendidikan itu luas terdapat pelaku pendidikan, ilmu, sistem
pendidikan itu sendiri yang akan diuji secara mentalitas.
Meski politik mempunyai 2 sisi,
dan mungkin lebih terdominasi dalam sisi negatif, Negara kita sangat
membutuhkan politik karena hal tersebut adalah sunnatulloh. Sesuatu yang salah apabila Negara kita mengatakan
ekonomi adalah Panglima (kuasa) karena di Indonesia mempunyai alur kedudukan
penting yaitu politik, hukum yang kemudian
disusul dengan ekonomi. Karena diakui atau tidak politik sangat
memberikan problem solving terhadap
kehidupan masyarakat.
Solusinya, dalam setiap daerah
baik yang mudah dijangkau maupun sulit, pemerintahan kita harus memberikan
wacana tentang pendidikan guna membangun karakter mental pada generasi muda.
Karakter diantaranya mengenai wawasan kebangsaan, integritas moral dan mental
yang memang harus ditingkatkan. Pemerintah yang merupakan menjadi panutan
setiap daerah berkewajiban untuk melakukan hal tersebut terlebih dalam
pengemblengan dan pantauan kurikulum yang berwawasan karakter. Tentunya
karakter yang dapat mengubah dan mewarnai politik itu sendiri, dari pendidikan mengubah politik Negara ini ke arah
yang lebih baik. Hal terpenting adalah kita harus bisa meminimalisir gerakan
politik, Jangan sampai politik yang akan mem-babi buta, mengotak – atik dan menginterfensi pendidikan meski hal tersebut
sangat sulit.
Lalu apa yang harus dilakukan
oleh pendidikan? Pendidikan yang harus dimiliki bahkan menjadi hak oleh setiap
warga Negara, Pendidikan tidak boleh membedakan antara “Anak Tiri” dan “Anak
Dewa”, dalam artian pendidikan harus diberikan kepada setiap warga Negara tanpa
memandang status si kaya atau si miskin. Memberikan kesempatan yang sama kepada
seluruh warga untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sehingga dapat
menghasilkan output yang seperti
diharapkan yang berkualitas pula dan dapat memberikan warna terhadap ranah
politik di Negara kita tercinta ini.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar