Kamis, 27 September 2012

Negara Kita Butuh Keduanya



Oleh : Prabowo Putro Awaludin

Berbicara mengenai ranah politik dan pendidikan memanglah keduanya sesuatu yang tak sejalan bila disandingkan secara langsung dan seolahpun banyak masyarakat belum mengerti khususnya mengenai politik. Akan tetapi terhadap sesuatu yang berbau politik perlu dipahami sebenarnya politik dapat dilihat dari dua sisi, yaitu ; Sisi positif dan Negatif. Dari sisi positif dalam arti, bahwasanya seorang politisi atau pelaku politik itu sendiri selain memberi fasilitas atau membantu (memperhatikan) untuk orang lain akan tetapi juga tidak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri. Sebaliknya dari definisi politik yang mengandung makna negatif yaitu ketika seorang politik juga mengambil keuntungan hanya untuk dirinya sendiri, bahkan melebihi apa yang seharusnya diberikan kepada orang lain (Masyarakat).
Ketika ranah politik dihadapkan dengan lingkup pendidikan (Politik Pendidikan), kita harus bisa membedakan antara keduanya, karena didalamnya bukan merupakan satu paket. Politik yang secara harfiah dapat diartikan kekuatan. Ada yang mengatakan bahwa politik adalah suatu cara atau syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan sesuatu yang ingin digapainya. Tetapi juga ada pula yang mengatakan bahwa politik adalah wadah atau sarana untuk menggapai keinginan, terlebih  jika ditinjau dari istilah “Nahi” dan “Mungkar” tergantung si politisi memaknainya. Politik bila dikatakan sesuatu yang negatif di era sekarang dapat diibaratkan seperti Serigala yang memakan daging yang seharusnya dimakan bersama ribuan Serigala lainnya, dalam artian hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa adanya sentuhan terhadap orang lain. Dirinya hanya mengandalkan keegoisannya dan mengedepankan keinginan pribadinya. Akan tetapi disisi lain (positif), politik dapat menjadi sesuatu atau wadah untuk menggapai hal yang baik, tergantung pada niat, tujuan dan sifat pelaku tersebut.
Disisi lain bila politik dihadapkan dengan pendidikan, seseorang harus paham apa itu pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan yang seharusnya mempunyai prinsip utama yaitu memberikan input sesuatu hal yang baik dan mendidik. Dan apakah pendidikan dapat memberikan input yang baik terhadap politik. Karena Pendidikan yang di dalamnya terdapat sesuatu yang baik yaitu seorang pendidik. Secara umum kita dapat mengetahui bahwasanya pendidik adalah hal positif dan memberikan manfaat terhadap orang lain. Maka berbeda halnya dengan politik jika politik (definisi diatas) dapat dilihat dari dua sisi (Negatif dan Positif) akan tetapi pendidikan adalah sesuatu hal yang memang positif dan baik.
Nah, setelah kita tahu apa itu politik dan pendidikan, kedepannya perlu kita pahami apakah ”pendidikan yang akan merubah politik” atau “politik yang akan merubah pendidikan”. Tentunya juga harus kita pahami apakah ini merupakan kekuasaan yang otonomi dan tersendiri (kekuasaan yang seluas –luasnya) atau bukan. Tetapi pada kenyataannya yang ada di Negara kita adalah merupakan politik pendidikan. Mengapa demikian?
Bisa kita cermati, jelas bahwasannya dalam lingkup pendidikan tak luput dari benih – benih politik. Produk – produk  yang berasal dari politik yang jauh lebih mudah diterima masyarakat dibanding produk yang multi ilmu. Idealnya pendidikan adalah untuk mewarnai sesuatu hal yang baik sehingga akan muncul seorang pemuda muslim sarjana, dosen maupun pendidik lainnya yang akan mengendalikan politik kedalam hal positif. Seorang pendidik (guru/dosen) yang sudah mengenakan almamater sekolah atau bertitle-kan sarjana yang akan mengubah warna politik dalam negeri ini. Sekarang pertanyaannya apakah seorang pendidik atau seseorang yang sudah bertitle-kan sarjana, S.Pd, S.Ag ataupun M. Ag sekalipun akan dapat mengajarkan dalam sesuatu hal yang baik?
Disitulah hal yang dapat kita sebut sebagai tantangan bagi bangsa kita, mengasah mental bahwasanya kita dalam mencari ilmu tidak hanya untuk luarnya saja, tetapi juga sesuatu yang dalam. Sehingga seorang pendidik akan paham bahwasanya dengan pendidikan akan mengubah segala sesuatunya menjadi hal postif dan lebih dekat dengan Sang Maha Kuasa. Inilah yang memang dibutuhkan di Negara kita. Jadi jangan sampai politik yang akan merubah pendidikan (Negara akan hancur bila ini terjadi) akan tetapi pendidikan yang harus merubah politik menjadi sesuatu hal yang baik dan positif. Karena di dalam pendidikan itu luas terdapat pelaku pendidikan, ilmu, sistem pendidikan itu sendiri yang akan diuji secara mentalitas.
Meski politik mempunyai 2 sisi, dan mungkin lebih terdominasi dalam sisi negatif, Negara kita sangat membutuhkan politik karena hal tersebut adalah sunnatulloh. Sesuatu yang salah apabila Negara kita mengatakan ekonomi adalah Panglima (kuasa) karena di Indonesia mempunyai alur kedudukan penting yaitu politik, hukum yang kemudian  disusul dengan ekonomi. Karena diakui atau tidak politik sangat memberikan problem solving terhadap kehidupan masyarakat.
Solusinya, dalam setiap daerah baik yang mudah dijangkau maupun sulit, pemerintahan kita harus memberikan wacana tentang pendidikan guna membangun karakter mental pada generasi muda. Karakter diantaranya mengenai wawasan kebangsaan, integritas moral dan mental yang memang harus ditingkatkan. Pemerintah yang merupakan menjadi panutan setiap daerah berkewajiban untuk melakukan hal tersebut terlebih dalam pengemblengan dan pantauan kurikulum yang berwawasan karakter. Tentunya karakter yang dapat mengubah dan mewarnai politik itu sendiri, dari  pendidikan mengubah politik Negara ini ke arah yang lebih baik. Hal terpenting adalah kita harus bisa meminimalisir gerakan politik, Jangan sampai politik yang akan mem-babi buta, mengotak – atik dan menginterfensi pendidikan meski hal tersebut sangat sulit.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh pendidikan? Pendidikan yang harus dimiliki bahkan menjadi hak oleh setiap warga Negara, Pendidikan tidak boleh membedakan antara “Anak Tiri” dan “Anak Dewa”, dalam artian pendidikan harus diberikan kepada setiap warga Negara tanpa memandang status si kaya atau si miskin. Memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh warga untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sehingga dapat menghasilkan output yang seperti diharapkan yang berkualitas pula dan dapat memberikan warna terhadap ranah politik di Negara kita tercinta ini.


***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar